INDONESIA
Tulisan Berjalan
Thursday, 10 November 2011
Ibroh
expr:id='"post-body-" + data:post.id'>
Awan sedikit mendung,
ketika kaki kaki kecil yani berlari lari gembira di atas jalanan
menyebrangi kawasan lampu merah karet baju
merahnya yang kebesaran melambai lambai di tiup angin
tangan kanannya memegang es krim sambil sesekali mengangkatnya ke
mulutnya untuk di cicipi sementara
tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya
Yani dan ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum karet berputar sejenak
ke kanan dan kemudian
duduk di atas seoonggok nisan
"Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1905 : 20-01-1965"
"Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdo'a untuk nenekmu"
Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yang
mengangkat ke atas dan ikut memejamkan
mata seperti ayahnya dan ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk neneknya
.
"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya yah"
Ayahnya mengangguk sembari tersenyum sembari memandang pusara Ibu-nya
"hmm, berarti nenek sudah
meninggal 36 tahun ya yah..." kata Yani berlagak sambil matanya
menerawang dan jarinya berhitung
iya, nenekmu sudah di dalam kubur 36 tahun ... yani memutar kepalanya,
memandang sekeliling, banyak
kuburan di sana, di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut
"Muhammad Zaini : 19-02-1882 : 30-01-1910"
"hmm.. kalau yang itu sudah meninggal 91 tahun yang lalu ya yah" jarinya
menunjuk nisan disamping kubur
neneknya
sekali lagi ayahnya mengangguk .. tangannya terangkat mengelus kepala
anak satu satunya
"memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya
"hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur
dan kita banyak dosanya, kita akan
disiksa dineraka " kata yani sambil meminta persetujuan ayahnya . iya
kan yah ?
ayahnya tersenyum, "lalu ?"
"iya .. kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 36 tahun
dong yah di kubur ? kalau nenek
banyak pahalanya, berarti sudah 36 tahun nenek senang di kubur
.. ya nggak yah ? " mata yani berbinar karna bisa menjelaskan kepada
ayahnya pendapat Ayahnya
tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..
"Iya nak, kamu pintar"
Pulang dari Pemakaman, ayah Yani tampak gelisah di atas sejadahnya,
memikirkan apa yang dikatakan
anaknya .
36 tahun ... hingga sekarang ... kalau kiamat datang 100 tahun lagi ,,,,
136 tahun disiksa .. atau bahagia di
kubur ..
lalu ia menunduk .. meneteskan air mata .
kalau ia meninggal .. lalu banyak dosanya ... lalu kiamat masih 1000
tahun lagi berarti ia akan disiksa 1000
tahun ?
innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un ..
air matanya semakin banyak menetes .. sanggupkah ia selama itu disiksa ?
iya kalau kiamat 1000 tahun ke
depan . kalau 2000 tahun lagi ? kalau 3000 tahun lagi ?
selama itu ia akan disiksa di kubur .. lalu setelah dikubur ?
bukankah akan lebih parah lagi ? tahankah ia ?
padahal melihat adegan preman dipukuli massa di televisi kemarin ia
sudah tak tahan ?
Ya Allah ... ia semakin menunduk .. tangannya terangkat keatas ..
bahunya naik turun tak teratur ... air matanya
semakin membanjiri jenggotnya ...
Allahumma as aluka khusnul khootimah
berulang kali di bacanya doa itu hingga suaranya serak ...
dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani
dihampirinya yani yang tertidur di atas dipan bambu...
dibetulkannya selimutnya, dan "plak" .. se ekor nyamuk berada di dahi
yani .. yani terus tertidur ... tanpa tahu,
betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya
karena telah menyadarkannya .. arti sebuah kehidupan ... dan apa yang
akan datang di depannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment