INDONESIA
Tulisan Berjalan
Thursday, 10 November 2011
PAHALA SEDEKAH ABDULLAH bin MUBARAK SEBESAR PAHALA NAIK HAJI
expr:id='"post-body-" + data:post.id'>
PAHALA SEDEKAH ABDULLAH bin MUBARAKSEBESAR PAHALA NAIK HAJI
(Syamsul Rijal Hamid)
Sewaktu melakukan perjalanan haji ke kota Mekkah, Abdullah bin Mubarak
singgah di kota Kufah. Suatu saat, di kota itu, ia melihat
seorang wanita memungut bangkai ayam di tempat sampah kemudian mencabuti
bulu-bulunya.
"Ayam ini bangkai atau sudah disembelih," tanya Abdullah bin Mubarak.
"Bangkai," jawab wanita itu jujur. "akan aku makan bersama anak-anakku."
"Mengapa? Bukankah Rasulullah Saw telah mengharamkan daging bangkai?"
"Ya. Apa boleh buat?"
"Ceritakanlah perihal dirimu, kenapa engkau berani melanggar ketetapan
Rasulullah?" pinta Abdullah bin Mubarak.
Semula wanita itu menolak untuk berterus terang. Namun karena
berkali-kali Abdullah mendesak, akhirnya ia menceritakan tentang
keadaannya.
"Sudah tiga hari ini aku dan anak-anakku tidak makan."
Mendengar penuturan itu, Abdullah segera menuju perkemahannya. Kemudian
ia tuntun keledai dan perbekalannya ke rumah wanita tadi.
Lantas menyerahkannya.
"Janganlah engkau memakan bangkai yang diharamkan itu," jujar Abdullah
bin Mubarak."Sebagai ganti, terimalah uang, makanan dan pakaianku."
Wanita itu termangu tidak percaya.
"Ambillah, "suruh Abdullah."Berikut keledai dan perbekalan yang ada
dipunggungnya."Akhirnya wanita itu menerima sedekah Abdullah.
Abdullah lantas menetap di kota itu beberapa waktu lamanya, karena sudah
tidak punya bekal untuk melanjutkan perjalanan hajinya.
Setelah tiba
waktunya orang-orang yang naik haji pulang ke negeri masing-masing.
Abdullah juga kembali ke negerinya.
Sesampainya di rumah, berdatanganlah para tetangga dan sanak keluarganya
memberi ucapan selamat. Tidak kecuali mereka yang
menunaikan ibadah haji pada waktu itu juga.
"Jangan ucapkan selamat kepadaku," cegah Abdullah. Lalu tanpa malu-malu
ia katakan "Tahun ini aku tidak pergi haji."
"Maha Suci Allah." Sebut salah seorang diantara tamu-tamunya. "Bukankah
engkau membawa titipan uangku dan aku ambil kembali ketika
kita bertemu di Arafah?"
"Malahan engkau juga memberi minum aku sewaktu kita bertemu di Mekah?"
kata yang lain memberikan pengakuan.
Abdullah bin Mubarak semakin bingung mendengar ucapan-ucapan mereka.
"Sungguh, aku tidak jadi ke Mekah," bantahnya ngotot.
"Subhanallah. Bukankah engkau juga membawa air zam-zam untukku? Kata
tamu yang lain lagi mengingatkan.
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan semua yang kalian katakan."
Bantah Abdullah serius.
Pada malam harinya, kala tertidur pulas, Abdullah bermimpi mendengar
suara gaib. "Hai Abdullah, Allah Swt menerima sedekahmu.
Kemudian Dia menyuruh seorang Malaikat menyerupainya untuk
menggantikanmu melaksanakan ibadah haji."
Subhanallah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment