INDONESIA

Tulisan Berjalan

Selamat Datang di Blog Ibni Abrar

Saturday 25 June 2011

Ibnu al-Haitham : Penemu Kamera Obscura


SURAT kabar terkemuka di Inggris, The Independent pada edisi 11 Maret 2006 sempat menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik bertajuk ''Bagaimana para inventor muslim mengubah dunia.'' The Independent menyebut sekitar 20 penemuan penting para ilmuwan Muslim yang mampu mengubah peradaban umat manusia, salah satunya adalah penciptaan kamera obscura.

Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Teknologi pembuatan kamera, kini dikuasai peradaban Barat serta Jepang. Sehingga, banyak umat Muslim yang meyakini kamera berasal dari peradaban Barat.

Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura.

Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.

Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ''ruang gelap''. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.

"Kamera obscura pertama kali dibuat ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),'' ungkap Nicholas J Wade dan Stanley Finger dalam karyanya berjudul The eye as an optical instrument: from camera obscura to Helmholtz's perspective.

Dunia mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.

Bradley Steffens dalam karyanya berjudul Ibn al-Haytham:First Scientist mengungkapkan bahwa Kitab al-Manazir merupakan buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura. "Dia merupakan ilmuwan pertama yang berhasil memproyeksikan seluruh gambar dari luar rumah ke dalam gambar dengan kamera obscura," papar Bradley.


Istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di Barat sekitar abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera).

Setelah itu, penggunaan lensa pada kamera onscura juga dilakukan Giovanni Batista della Porta (1535–1615 M). Ada pula yang menyebutkan bahwa istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 - 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).

Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.


Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Dia mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya - yang dikonversi gerbong. Tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.

Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat pesawat terbang dan pengukuran kinerja. Pada Perang Dunia II kamera obscura juga digunakan untuk memeriksa keakuratan navigasi perangkat radio. Begitulah penciptaan kamera obscura yang dicapai al-Haitham mampu mengubah peradaban dunia.

Peradaban dunia modern tentu sangat berutang budi kepada ahli fisika Muslim yang lahir di Kota Basrah, Irak. Al-Haitham selama hidupnya telah menulis lebih dari 200 karya ilmiah. Semua didedikasikannya untuk kemajuan peradaban manusia. Sayangnya, umat Muslim lebih terpesona pada pencapaian teknologi Barat, sehingga kurang menghargai dan mengapresiasi pencapaian ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam.

Sejarah Sang Penemu Kamera Obscura
Tahukah Anda, kata kamera yang digunakan saat ini berasal dari bahasa Arab, yakni qamara ? Istilah itu muncul berkat kerja keras al-Hatham. Bapak fisika modern itu terlahir dengan nama Abu Ali al-Hasan Ibnu al-Hasan Ibnu al-Haitham di Kota Basrah, Persia, saat Dinasti Buwaih dari Persia menguasai Kekhalifahan Abbasiyah.

Sejak kecil al-Haitham ydikenal berotak encer. Ia menempuh pendidikan pertamanya di tanah kelahirannya. Beranjak dewasa ia merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun, Al-Haitham lebih tertarik untuk menimba ilmu dari pada menjadi pegawai pemerintah. Setelah itu, ia merantau ke Ahwaz dan metropolis intelektual dunia saat itu yakni kota Baghdad. Di kedua kota itu ia menimba beragam ilmu. Ghirah keilmuannya yang tinggi membawanya terdampar hingga ke Mesir.

Al-Haitham pun sempat mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah itu, secara otodidak, ia mempelajari hingga menguasai beragam disiplin ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan filsafat.

Secara serius dia mengkaji dan mempelajari seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah dilahirkan dan dicetuskannya. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data penting mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul buku.

Dalam salah satu kitab yang ditulisnya, Alhazen - begitu dunia Barat menyebutnya - juga menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam. Ia pun mencetuskan teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi.

Keberhasilan lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika 'Bapak Optik' dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, ia mampu menjelaskan secara ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat.

Teori yang dilahirkannya juga mampu mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid. Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haytham mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat.

Secara detail, Al-Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil penelitian Al-Haitham itu lalu dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat kaca mata.

Dalam buku lainnya yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Light On Twilight Phenomena, al-Haitham membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.

Menurut Al-Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk timur. Warna merah pada senja akan hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk barat. Ia pun menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.

Al-Haitham juga mencetuskan teori lensa pembesar. Teori itu digunakan para saintis di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Sayangnya, hanya sedikit yang terisa. Bahkan karya monumentalnya, Kitab al-Manazhir , tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Latin. she/desy susilawati/heri ruslan

Sumber : republika.co.id

[+/-] Mau lebih lengkap, klik aja...

Membuat Kamera Lubang Jarum (Pinhole Camera)

Membuat Kamera Lubang Jarum (Pinhole Camera)

Author: Betacenturia | Label: Membuat Kamera Lubang Jarum | di 09:14 |

Kali ini saya akan mencoba membuat kamera lubang jarum dengan mengunakan kaleng yang berbentuk kotak.

Pertama-tama siapkan bahan-bahannya, saya sudah menyiapkan :

kaleng biskuit (kali ini berbentuk kotak)
jarum pentul (katanya sih bagusan pake jarum jahit, tapi saya memilih jarum pentul karena ada tahanannya)
potongan kaleng minuman ringan (digunakan sebagai lensa)
amplas
lakban hitam
cat semprot hitam
gunting



Setelah semua bahan siap, yuk mulai bikinnya...

1. Siapkan kaleng biskuit yang akan dibuat menjadi kamera lubang jarum, saya tidak punya bor untuk melubanginya, jadi saya gunakan gunting besar.
2. Semprot bagian dalam kaleng dan bagian dalam tutupnya dengan cat semprot hitam. Pastikan menyemprotnya dengan merata.


3. Siapkan potongan kaleng minuman ringan dan amplas. Gosok potongan kaleng dengan amplas sampai tipis(jangan terlalu tipis juga lhooo...dikira-kira aja, jangan sampai sobek).

4. Setelah tipis, mulai lubangi bagian tengah dari potongan kaleng tadi. Biarkan jarum menusuk satu tempat. Tangan yang satunya memutar potongan kaleng sampai sedikit berlubang. Kalau sudah, pastikan lubang yang dibuat tadi. Arahkan pada cahaya (kaya nerawang duit palsu). Kalau sudah terlihat setitik cahaya, maka lensa dari potongan kaleng tsb sudah siap.


5. Tempel lensa yang sudah jadi di lubang kaleng dengan lakban hitam. Pastikan tidak akan ada cahaya yang tembus.


6. Agar lebih aman, lapisi lagi pinggiran tutup kaleng dengan lakban. Siapkan lakban, lipat kira-kira 1/3 bagian lakban. Rekatkan lakban pada sekeliling tutup kaleng.
7. Buat shutter. Kira-kira kaya gini deh :


Kamera sudah siap digunakan.


Kamera udah jadi nih...tapi...ga ada kertasnyaaaaaaaaaaaaa!!! ahahahahaha lupaaaaaaaa!!!!!!!! Yasudahlah proses pemotretannya kita sambung di lain waktu yaaaa...langsung sampai proses pencuciannya dengan cairan developer dll.

[+/-] Mau lebih lengkap, klik aja...

MEMAKNAI CINTA

Assalamu’alaikum...
Hii sobat yang dicintai Allah, gimana nih kabarnya mudah-mudahan tetap semangat dan Istiqomah ya? Maaf nih sebelumnya, kami numpang eksis dan ingin berbagi ilmu dengan sobat semua... tapi kalau mau ‘eksis jangan lebay plis’ ya? Kayak iklan aja?

Oh ya hari ini kami akan membahas arti sebuah cinta, biasalah pengalaman pribadi sendiri?jadi sekarang kalian cari posisi yang enak buat baca ini, berikut hasil tulisannya... simak ya and cekidot?

Setiap manusia, pasti pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta.Hayo ngaku aja deh?? Ngga usah mungkir gitu! Karena itu fitrah manusia. Cinta sama ortu, keluarga, temen and termasuk ke lawan jenis(maksudnya pacar).

Tapi pernah ga sich, kamu berhasil mendefinisikan apa itu cinta?
Sy mau sedikit berkisah tentang pengalaman pribadi dalam memaknai cinta.
Apakah cinta itu menimbulkan rasa bahagia atau justru penderitaan?

Firstly, cinta kepada keluarga, kita sering ngerasa kehilangan banget kalo jauh dari mereka, and kita ngerasa nyaman & aman, kalo ada di tengah-tengah mereka.
Kita merasa sayang banget sama mereka, walaupun kita ga pernah ngasih tau ke mereka akan hal itu. Begitu pula, cinta kepada teman, kita semangat hidup. Maybe, it seems like it’s the end of the world for us when it happen(maaf pake bahasa Inggris dikit). Dan aku, jadi mikir. “ oo..jadi ternyata cinta yang menimbulkan penderitaan yang begitu hebat sampai bisa meluluhlantakkan jiwa dan semangat hidup kita. Sampai bisa membuat airmata kita engga bisa berhenti mengalir. Awan pun menjadi kelabu. Tidak ada keceriaan, tidak ada rasa bahagia, yang ada hanya derita.

Secondly, mencintai lawan jenis. Terus terang, aku juga pernah ngerasa suka sama seorang cewek, and I’vetried to figure out about how I feel when I’m in love with someone. Pokonya rasanya seneng banget kalo ketemu, setiap hari ceria. Pokonya dunia terasa begitu indah, dan waktu itu, aku mencoba menyelami, apa yang waktu itu, aku rasain. Ternyata, selain luapan kebahagiaan yang begitu besar, aku juga ngerasain ada kehampaan di hati ini. Kehampaan yang sulit untuk di jelaskan. I don’t know what’s that. I never knew it. Then I lost her, and it feels like the world is breaking me down so deeply. Aku sempat merasa patah semangat. Aku fikir, harusnya kan cinta itu membuat kita bahagia, bukan menderita.

Ternyata, cinta itu tidak 100% menimbulkan bahagia, malah terkadang, persentasenya lebih besar deritanya. Aku jadi pusing!
So..aku harus mencintai siapa, supaya aku ngga terus ngerasain derita?
Jawabannya ternyata Allah..
Ketika kita mencintai Allah, hanya ada rasa bahagia yang sepertinya tak berujung. Tidak ada rasa hampa di sana, seperti yang aku rasa saat mencintai yang bukan muhrim. Aku kira, rasa hampa yang waktu itu, seolah-olah ingin menunjukkan, bahwa ini kebahagiaan yang semu. Ketika mencintai Allah, rasa itu tidak ada. Mungkin itulah, mengapa cinta kepada Allah di katakan sebagai cinta yang hakiki. Karena, Dia selalu ada dan tidak pernah mati. Dia yang selalu melindungi kita dari rasa takut, rasa lapar, dari bahaya, dari kejahatan, Dia yang Maha Baik meskipun kita selalu lalai dalam mengingatNya, padahal Dia tidak pernah berhenti sedetikpun, mengurus kita. Jantung kita terus berdetak, bahkan lebih cepat dari detik jam. Saraf kita engga pernah berhenti bekerja, begitu pula organ-organ tubuh kita yang lain. Siapa yang ngurus, kalo bukan Allah?

Jadi, kalo ada orang yang bilang, “Allah tidak mencintai saya” kayanya dia mesti mikir 1000 kali lagi deah, karena pada dirinya, ada banyak tanda cinta dari Allah.
Ya Allah, ampunilah kami yang sering melupakanMu, dalam menit-menit kehidupan kami, bahkan jam-jam kami, bahkan hari-hari, bulan, dan tahun-tahun yang berlalu begitu saja dengan kelalaian kami. Padahal Engkau tak pernah melupakan kami setengah detikpun! Kami yang lebih mencintai makhlukMu, mengilahkan makhlukMu. Padahal hanya Engkaulah yang patut di sembah. Seperti apa yang telah kami ikrarkan, ketika kami adalah janin berusia 120 hari. Bahwa tidak ada sembahan selain Engkau Ya Allah, dan Muhammad adalah RasulMu..
Mudah-mudahan Allah yang Maha Baik, berkenan memberikan ampunanNya. So..jangan pernah berhenti meminta ampunanNya. Sampai kita di panggil nanti.
Mudah-mudahan, kita semua bisa berjumpa, denganNya nanti dan bisa saling menatap, seperti dua kekasih yang saling merindu… amin…
:)
dari buku harian..
wassalam..



[+/-] Mau lebih lengkap, klik aja...